Senin, 13 Januari 2014

Syarat Ilmu

Saudaraku, engkau tidak akan mendapat ilmu, melainkan dengan enam perkara.
Akan kukabarkan kepadamu rinciannya dengan jelas

Kecerdasan, 
kemauan keras, 
bersungguh-sungguh, 
bekal yang cukup,
bimbingan ustadz, 
dan waktu yang lama.   (Diwaan Imam Asy-Syafi’i hal.378)

Mari kita bahas satu persatu.


Kercerdasan
Tidak bisa dipungkiri, otak yang cerdas sangat membantu seseorang dalam belajar. Dengan otak yang cemerlang, seseorang akan dengan mudah memahami materi yang sedang dia pelajari. Maka, beruntunglah orang-orang yang diberi karunia oleh Allah Subahanahu wa Ta’ala berupa kecerdasan otak.

Lalu, bagaimana dengan orang-orang yang otaknya biasa-biasa saja?

Jika kita diberi otak yang biasa-biasa saja, kita tetap harus bersyukur. Masih untung kita diberi otak, bukan? Dengan otak itu, kita kemudian bisa berfikir. Dan dengan adanya otak itu, kita berpotensi untuk menjadi orang yang cerdas.

Otak itu ibarat pisau. Jika ada orang yang berotak cerdas, namun otaknya itu tidak sering diasah, lama kelamaan akan tumpul juga. Seperti pisau tajam yang tidak diasah tentu akan karatan nantinya. Namun, meskipun seseorang berotak biasa-biasa saja, jika sering diasah tentu akan menjadi cemerlang. Ibarat pisau yang tidak terlalu tajam jika sering diasah maka akan tajam juga.

Kadang banyak orang yang di masa kecilnya dikenal sebagai anak yang bodoh dan berotak tumpul. Namun, karena dia sering gunakan otaknya itu untuk berfikir dan belajar, di masa dewasanya dia dikenal sebagai orang yang jenius.

Tak sedikit pula para ulama yang awalnya merasa kesulitan dalam belajar. Namun, karena mereka terus menerus berusaha pergunakan otaknya untuk belajar dan bersungguh-sungguh dalam belajar, akirnya mereka menjadi orang-orang alim yang namanya harum dan bersinar terang.


Kemauan Kuat
Tanpa kemauan kuat, akan sangat berat untuk bisa menggerakkan seseorang belajar . Jika seseorang kemauannya biasa-biasa saja, maka akan menghasilkan tindakan yang biasa-biasa saja pula. Jika tindakan yang dilakukan biasa-biasa saja, hasil yang didapat tentu akan biasa-biasa saja. Akibatnya, dia bisa berhenti di tengah jalan sebelum sampai tujuan yang ingin dicapai.

Kesungguhan
Untuk bisa meraih sukses dalam menuntut ilmu butuh kesungguhan. Tidak boleh bermalas-malasan. Harus serius. Diantara bukti kesungguhan ialah dengan:
  • Memiliki segala sarana yang bisa memudahkan dalam belajar
  • Mempunyai jadwal belajar rutin setiap hari, minimal satu jam sehari.
  • Mengerjakan semua latihan yang ada di buku-buku panduan.
  • Mengulang-ulang pelajaran.
  • Belajar dan berlatih di setiap kesempatan.
  • Rajin bertanya dan berkonsultasi kepada orang yang bisa.
  • Semangat menghafal.
  • Mempraktikkan ilmu yang sudah didapat.
  • Hobi mengumpulkan buku-buku panduan.
  • Rajin mencari ilmu tambahan di internet, toko buku, majelis ilmu
  • dll.

Bekal
Untuk kelancaran belajar tentu saja kita butuh bekal. Diantaranya bekal materi (uang). Kita butuh untuk membeli buku-buku panduan, bahkan laptop dan modem untuk mencari ilmu-ilmu tambahan di internet. Jangan hanya mengandalkan sesuatu yang gratisan.

Menyertai Ustadz
Tetap yang namanya belajar butuh adanya pembimbing.Lebih bagus jika pembimbing itu ada langsung di hadapan kita.Ilmu itu didatangi bukan mendatangi.

Waktu yang Panjang

Kita harus bersabar belajar setingkat demi setingkat. Kita harus sabar memulai dari materi-materi dasar. Kita harus sabar menghafal sedikit demi sedikit. Insya Allah, jika kita sungguh-sungguh dengan tetap menjaga kesabaran kita, Allah akan memberikan kemudahan bagi kita dan juga memberika kefahaman pada kita nantinya. Namun sekali lagi, kita harus tetap bersabar.

sebenarnya masih ada satu lagi menurut saya. yaitu DOA.  sebagai muslim tentu kita akan senantiasa berdoa. tapi seberapa serius kita berdoa.


Semoga kita semua diberi kesuksesan dalam meraih hal-hal yang bermanfaat untuk dunia dan akhirat kita. Amiin.


Wallahu a’lam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar